-->

The Power of Ba’

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

The Power of Ba’

13 June 2022

The Power of Ba’

13 June 2022


 

Kehidupan ini terasa ringan ketika mengaitkan pada Allah semata. Mengembalikan urusan pada Allah. Anda, tentu, rela menyerahkan urusan pada Allah tatkala Anda tidak sekadar meyakini, tetapi mencintai-Nya dengan sepenuh hati. Selain itu, terbit kesadaran bahwa tiada yang tersaji di ruang kehidupanmu kecuali semuanya dari Allah. Iya, bukan dari selain Dia. 

Dengan memandang segala realitas berasal dari-Nya, dari Zat yang Anda cintai, maka tentu saja ada keindahan yang Anda tangkap. Bayangkan, ketika Anda mencintai seseorang, Anda kemudian dikirimi surat oleh orang tersebut, tentu saja Anda akan merasa deg-degan. Hatimu tergeletar. Hanyut dalam arus kerinduan tak bertepi.

Bagaimana bukan hanya sebatas surat? Anda mendapati karyanya tampak di hadapanmu, maka Anda akan semakin kagum padanya. Semakin merunduk di hadapannya. Semakin khusyuk di hadapannya.

Berbeda halnya, jika Anda membenci seseorang, maka setiap mengingat namanya mendadak derita tepercik dari hatimu. Apalagi Anda melihat karyanya berlalu lalang di hadapanmu, Anda semakin terperosok dalam derita yang dalam. Iya, semakin berkibar orang yang Anda benci, maka jiwamu semakin terhempas di kawah derita. 

Intinya, bahagia sangat bergantung positioning hatimu. Kecenderungan hatimu. Kalau Anda mencintai Allah, maka setiap saat kau akan selalu diliputi kebahagiaan. Karena setiap hari, Anda hanya bisa memandang wajah Allah via realitas yang tersaji. Iya, Anda melulu melihat yang Anda cintai selalu menghiasi hidupmu. 

Dengan cinta, Anda tidak hanya menyerahkan urusan hidupmu pada Allah. Bahkan, menyerahkan dirimu pada Allah Swt. Karena Anda telah tenggelam dalam ba’. Kesadaran bahwa hanya ada satu aktor dalam kehidupan ini. Yakni, Allah.



RAHASIA BA'

Al-Qur’an bukan sebagai bacaan. Tapi, kumpulan pandangan hidup (bashair) yang membimbing Anda bersikap terbaik. Tidak gampang menyalahkan siapapun. Apalagi menyalahkan Allah. 

Al-Qur’an—menurut Mushaf yang diterbitkan di Indonesia—terdiri dari 6236 ayat. Lalu kemudian diringkas dalam surat Fatihah. Fatihah diperas menjadi bismillahirrahmanirrahim. Dari kalimat basmalah disarikan lagi menjadi ba’. Lalu, apa maknanya ba’?

Ba’ diartikan “bii kaana maa kana bii yakuunu maa yakuunu.”  Yang artinya, “Dengan-Ku apa yang telah terjadi, terjadi. Dengan-Ku apa yang sedang dan akan terjadi, terjadi.” 

Jika saripati cahaya al-Qur’an ini menetap di hatimu, maka tak lagi tersedia ruang bagimu untuk mengeluh. Apalagi memprotes atau resisten terhadap kenyataan yang menyeruak. Segala kenyataan ditanggapi dengan perasaan puas. Karena meyakini segalanya berasal dari Mahacinta. 




Apakah mungkin dari Yang Mahacinta mengalir keburukan? Karena dia menyajikan segalanya dengan cinta dan kasih sayang-Nya. Mungkin saja tampak kasar, namun di dalamnya mengandung bimbingan agar Anda semakin disiplin, dan mendewasa. Bahkan, saking cintanya Allah pada seorang hamba, Allah mengguyurnya dengan ujian demi ujian. Dengan demikian, jiwanya terus menghadap bahkan lari pada Allah Swt. 

Bertahtanya power ba’ di hati akan membuat Anda selalu puas pada Allah. Allah tidak hanya berada di masa kini. Allah meliputi seluruh waktu. Ada di masa lalu, ada di masa kini, juga ada di masa depan. Karena di setiap rentetan waktu diliputi Dia, maka Anda ridha dengan masa lalu, ridha dengan masa kini, dan ridha dengan masa depan. 

Bagaimana bisa ridha dengan masa depan? Iya, karena kita meyakini, Allah telah memiliki rencana yang terbaik buat masa depan kita. Meski mungkin dari casing tanpa jelek, tapi isinya mengandung kebaikan semata. 

Sikap yang memancar kemudian terkait fisik, kita bekerja dengan keras mengikuti sunnah Sayyidina Muhammad Saw. Sementara jiwa diliputi keridhaan yang tak bertepi. Ketika Anda telah menggapai ridha dalam setiap keadaan, Anda telah menyatu dengan lautan tak bertepi. Tengoklah lautan yang luas dan dalam. Meski di sana mengapung bangkai binatang, tidak serta-merta lautan menjadi najis. Tapi, tetaplah suci. 

Ridha dengan setiap kenyataan yang tersaji, entah di masa lalu, masa kini, atau  masa depan, akan mengantarkan Anda mendulang hayatan thayyibah. Artinya, al-Qur’an telah mempribadi dalam jiwamu. Dengan ridha, berarti jiwa kita telah menjelma lautan. Karena itu, sikap ridha tak bisa dirusak oleh apapun. Seperti lautan yang tak bisa dirusak kesuciannya oleh bangkai. 


Dengan memahami kesadaran ba’, Anda tidak hanya mereguk kebahagiaan terkait masa lalu, masa depan, dan masa kini. Anda telah berada dalam jantung waktu, yang disebut dengan the real life. Kini yang terus berjalan. Anda akan terus bermesraan dengan kini. Menerima kini seutuhnya. Tak menoleh pada yang lain. 

Karena kini adalah pusat dari waktu. Di kinilah kita akan menyaksikan tajalli Allah dengan bermacam rupa yang unik. Masing-masing tidak sama. Iya, Anda selalu berhadap dengan-Nya. Kapan bisa berpaling dari-Nya?

Dengan demikian, Anda selalu dilimpahi kebahagiaan setiap saat. Karena dengan ridha terus-menerus terhadap setiap kenyataan yang tersaji, hidup Anda pun telah diliputi ridha Allah Swt. Jika Allah sudah ridha padamu, Anda senantiasa merasakan hayatan thayyibah (kehidupan yang baik). Kesemuanya menjadi pancaran kebahagiaan yang tak terlukiskan.       


BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang