-->

Jodoh Tak Tertukar

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

Jodoh Tak Tertukar

15 September 2022

Jodoh Tak Tertukar

15 September 2022


 


Perkara yang paling menguasai pikiran para jomblo, mungkin saja : kapan menikah, jodohnya siapa, bagaimana kalau jodoh sedang dibidik oleh orang lain. Kecemasan sering menyergap jiwa jomblo secara mendadak. Bagaimana jika Allah tidak menciptakan jodohnya. Duh, betapa beratnya hidup jika dijalani sendirian, tanpa kekasih yang siap membersamainya. 

Meski jodoh Anda belum terlihat, tetap harus yakin bahwa Allah sudah menyiapkan jodoh yang terbaik. Adapun siapa, kapan, dan di mana, serahkan saja pada Allah. Sudah pasti Allah menyiapkan orang terbaik, di waktu yang terbaik, dan bahkan tempat yang terbaik. 

Allah akan menghadiahkan kepuasan sebesar penantian yang dijalani. Semakin lama penantiannya, insya Allah semakin lama pula kebahagiaan yang akan mengguyuri rumah tangga kelak. Bukankah mencari mutiara itu sangat sulit? Butuh ketekunan, kerja keras, dan tak bisa dengan cara instan.

Begitu juga, jika Anda pengin mencari mutiara kehidupan yang siap menjadi hiasan jiwa, maka Anda kudu memiliki kesabaran yang super. Bukankah sesuatu hanya diberikan pada yang berhak mendapatkan? Hanya orang yang berusaha keras didasari dengan tanggung jawab besar yang akan disediakan nikmat besar oleh Allah SWT. Sementara orang yang berpikir kerdil dan instan, akan mendulang capaian yang biasa saja. 

Mungkin saja ketika meraihnya, menyeruak rasa bahagia di hati. Tak seberapa lama, dia dihampiri rasa bosan. Alih-alih kehadirannya menjadi penerbit kebahagiaan, malah menjelma sebagai pemantik penderitaan.

Tugas kita, punya harapan besar yang disandarkan pada Allah. Harapan pada Allah tak boleh padam, meskipun beragam halangan menghadang di depan mata. Harapan sebagai tanda kuatnya prasangka baik pada Allah. Seseorang akan memeroleh sesuai dengan prasangkanya. Prasangka baik mengkristal sebagai keyakinan yang tak bisa diruntuhkan.  

Saya terkesima dengan sebuah kisah yang disajikan dengan cara memukau oleh Allah yarham Prof. KH. Imam Mawardi. Bagaimana seorang bujang menaruh cinta yang sangat besar pada perawan yang berparas cantik, berakhlak anggun, dan berotak brillian. Fatimah namanya. Nyaris setiap saat, pikirannya selalu tertancap pada nama Fatimah. Dia terus berdoa dari hari ke hari, seraya berharap Allah mengabulkan doanya. Ekspektasinya tinggi. Bukan karena melihat dirinya memenuhi syarat, melainkan karena meyakini kekuasaan Allah yang selalu mampu menghadirkan hal ajaib. 

Bermodalkan doa yang dia panjatkan setiap malam sekaligus diikat dengan keyakinan yang sangat kuat, lelaki ini datang ke rumah Fatimah. Setibanya di rumah, dia uluk salam. “Wa’alaykumussalam”, disambut oleh suara seorang wanita dari dalam rumah.

Beberapa saat menunggu, pintunya dibuka. Ternyata wanita yang membukakan pintu adalah ibu dari Fatimah yang sudah lama menjanda. Wanita itu menyambut lelaki tersebut dengan sangat ramah, hangat, dan penuh keakraban. 

“Kemana Fatimah, Bu?”, tanya si lelaki itu.

“Fatimah sedang ke rumah temannya”, jawab si ibu.

“Sebenarnya saya ke sini, pengin melamar anak ibu. Fatimah. Apakah ibu berkenan menerima lamaran saya?”. Lelaki itu berkata langsung, to the point.

“Lho, kenapa kau mau melamar Fatimah? Kenapa tidak melamar saya saja? Saya sebenarnya sudah lama berharap menikah denganmu. Setiap malam saya berdoa akan dipertemukan denganmu”.

Si lelaki tersebut bingung. “Apa yang salah dengan doa saya? Bukankah dalam doa, saya meminta Fatimah, tapi kok, yang menerima ibunya?”

Dalam kebingungan tersebut, dia meminta kesempatan pada si ibu untuk istikharah. Setelah melakukan istikharah, dia akhirnya menjatuhkan pilihan pada sang ibu. Tak apa-apa tidak dapat anaknya, ibunya boleh saja. 

Lamaran pun dihelat. Tinggal menunggu pernikahan digelar. Undangan pun menyebar. Kerabat dan handai taulan mendapatkan undangan. Hanya saja, tinggal beberapa hari pernikahan dirayakan, si Ibu kecelakaan, jatuh ke got. Meninggal saat itu juga. Keluarga memikirkan tentang calon mempelai wanita yang sudah meninggal, sementara undangan sudah menyebar. Apa kiranya yang harus dilakukan. Di antara dua keluarga berembuk. Akhirnya, mereka mengganti dengan anaknya. Fatimah. Lelaki itu, akhirnya menikah dengan Fatimah. 

Harus berliku-liku untuk mendapatkan jodoh. Seseorang akan bergandeng tangan dengan jodoh yang sudah ditetapkan oleh Allah. Meski kenyataan—tak sejalan dengan harapan—terpampang di depan mata, maka tak boleh menyurutkan asa walau secuil. Harapan kudu terus menyala dan berkobar. Karena Allah tak butuh waktu untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan kita.

Bayangkan, meski depan mata, lelaki itu sepertinya harus menikah dengan ibunya Fatimah. Tapi di saat injury time, keadaan berubah, ternyata yang dinikahi lelaki itu adalah Fatimah. Meski dalam cerita terselip kesedihan dengan wafatnya ibu dari Fatimah, namun menyimpan kebahagiaan, karena harapan yang terus bergejolak di hati pemuda tersebut terpenuhi.

Pelajaran Pertama : Jangan pernah hilang harapan. Dalam situasi semustahil apapun, harapan kudu terus menyala. Harapan bukan berkait dirimu dengan kenyataan yang kau harapan, melainkan berkait keyakinanmu pada Allah. Bukankah keyakinan pada Allah membuat seseorang akan selalu melangkah dengan tenang? Karena dia berhasil menaklukkan pikirannya sendiri dan dia pun telah menyandarkan keyakinannya pada Allah. 

Kalau kita sandarkan pada diri sendiri, kita harus menempuh sebab-sebab. Tak jarang sebab yang kita tempuh banyak cacat, sehingga tak memenuhi syarat untuk meraih apa yang kita harapkan. Sementara Allah tak butuh sebab untuk merealisasikan apa yang kita harapkan. Allah selalu sempurna dalam menghadirkan sesuatu.

Meskipun usaha yang kita jalani sangat terbatas, dan tidak hebat, tapi harapan kita tidak pernah redup. Karena kita menyandarkan harapan tidak pada diri kita sendiri, tapi disandarkan pada Allah SWT. Bukankah penentu terwujudnya harapan bukan kita, melainkan Allah SWT?

Pelajaran Kedua : Jangan pernah berhenti berdoa. Doa adalah pintu gerbang keajaiban. Mengapa demikian? Karena ketika kita berdoa, kita sedang terhubung dengan hukum qudaratullah yang melampaui hukum sebab akibat. Bahkan, doalah yang bisa merubah takdir. Doa juga disebut sebagai otak ibadah. Otak menggerakkan seluruh tubuh agar berfungsi. Ketika orang terganggu sarafnya, berakibat pada terganggunya anggota fisiknya. Doa tak jarang jadi energi yang membimbing kita pada tercapainya doa.  

Dengan berdoa pula, Anda sedang terhubung dengan Robbul Asbab, Allah SWT. Maka di sana kita akan mendapati kenyataan yang tak bisa dijangkau dan tertampung oleh pikiran. 

Pelajaran Ketiga : Apa yang sudah ditetapkan Allah sejatinya pasti akan terjadi. Allah menyimpan rapat-rapat terkait takdir yang akan kita alami ke depan. Dengan tersembunyinya takdir, maka orang bergerak untuk menjemput takdir. Di sana orang akan menemukan banyak cerita, dinamika, dan kisah-kisah indah yang bertaburan. 

Kita juga menemukan orang yang saling sikut-menyikut ataupun saling tolong menolong dan saling menumbuhkan kerjasama untuk terwujudnya apa yang diharapkan. Meski demikian, selalu sadari setiap apa yang sudah ditetapkan pada kita akan mendatangi kita, meski banyak aral-melintang yang menghadang. Bahkan, segala hal yang sudah ditakdirkan untuk kita akan selalu terbuka ruang kemudahan. Di mata Allah kehidupan yang telah, sedang, dan akan kita jalani final. Hanya saja Allah tak membukanya, agar kita menemukan sensasi dalam proses yang kita jalani. 


BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang