-->

Sya’ban Bulan Cinta

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

Sya’ban Bulan Cinta

09 March 2023

Sya’ban Bulan Cinta

09 March 2023



Dikala merebahkan diri di pelataran Sya’ban, sudah selayaknya hati kita diisi dengan cinta. Dipenuhi dengan cinta pada Rasulullah Muhammad Saw. Terukirnya cinta pada Rasulullah Saw ditandai dengan usaha identifikasi diri dengan Nabi Muhammad Saw. Mengintegrasikan dengan sifat yang melekat pada beliau.

Beliau adalah cinta yang dihadiahkan, Innamaa ana rahmatul muhdah. “Saya adalah cinta yang dihadiahkan”, begitulah Rasulullah Saw bersabda. Tiada yang memancar dari beliau kecuali cinta saja. Allah menyemati beliau sebagai penebar rahmat bagi seluruh alam. 

“Tidaklah Kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”. (QS. al-Anbiya: 107).
Ingatlah, jika bulan Rojab adalah bulan untuk memenuhi hak-hak Allah, maka bulan Sya’ban adalah bulan untuk memenuhi hak-hak Rasulullah Saw. Kita hadir untuk mengontribusikan kebahagiaan bagi Rasulullah. Tentu saja, Rasulullah Saw sangat bangga dan senang jika umatnya dalam keadaan rukun, harmonis, dan terjaga dalam persaudaraan. Sebaliknya, beliau akan terpapar kesedihan ketika melihat umatnya bertengkar, berseteru, bersengketa, dan terus-menerus memelihara dendam. 


"Innamaa ana rahmatul muhdah. “Saya adalah cinta yang dihadiahkan,” begitulah Rasulullah Saw bersabda," 

www.psikologitasawuf.com


Tanda orang telah memasuki bulan Rojab adalah dia telah diampuni dosa-dosanya oleh karena tobat yang dilangitkannya. Diterimanya tobat ditandai dengan tergenangi cinta dalam hati. Sudah tersingkir segala bentuk kebencian. Bukankah orang yang bersungguh-sungguh bertobat, selain diterima tobatnya, dia akan diangkat sebagai kekasih Allah?

Ketika seseorang telah dipilih sebagai kekasih Allah, maka dari dalam hatinya muncul dorongan kuat untuk menebar cinta bagi sesama. Tak ingin menyakiti atau mambua susah orang lain. 

Segala macam virus negatif telah terkikis dan tergilas habis. Segala perkara yang menyakiti hati sudah tak lagi hidup. Bukankah hanya dengan masih bercokolnya penyakit hati, kebahagiaan tetap saja terusik? Kita tak bisa mereguk kebahagiaan yang sebenarnya. Sekaya apapun kita, tetapi hati masih dikerangkeng oleh kebencian, maka kita belum bertempat di istana kebahagiaan, melainkan terlempar di lembah penderitaan. 

Kebencian seperti silet pencukur. Dia mencukur amal-amal kebaikan yang sudah kita rangkai. Bukan hanya membabat habis amal kebaikan, tapi juga mengikis kebahagiaan yang sebelumnya tertampung di hati. 


"Bulan Sya’ban adalah bulan untuk memenuhi hak-hak Rasulullah Saw"

www.psikologitasawuf.com


Ketika sudah bersih dari penyakitnya, pelan-pelan akan tumbuh cinta yang menyingsing dari ufuk hati. Iya, setelah berhasil melampaui gelapnya malam, maka matahari pun menyingsing menerangi. Begitu juga setelah berhasil melampaui gelapnya kebencian, maka menyingsinglah cinta. 

Cinta—dalam perspektif Buya Dhiyauddin Kushwandhi—bagaikan bunga. Amatilah bunga, kita akan selalu menyerap energi keindahan dari sana. Dikala hati sudah dipenuhi cinta, maka kebahagiaan akan terus memenuhi jiwa. Kita, misalnya, menyentuh bunga dengan lembut, atau meremasnya, tetap saja kita mereguk harumnya yang semerbak. 

Memang cinta tak bisa memberi apa-apa kecuali cinta itu sendiri. Dikala orang telah tersentuh oleh cinta, maka dia selalu terodorong untuk memberi kebaikan, hingga tenggelam dalam pengalaman yang dicintai, alias berkorban. 

Bulan Sya’ban adalah sebuah momen kita mengekspresikan cinta pada Sayyidina Muhammad Saw.  Ketika cinta pada Nabi telah memasuki relung kesadaran, kita tak hanya menyenandungkan puja-puji pada beliau Saw melalui banyak bershalawat. Akan tetapi kita terbawa oleh pengaruh akhlak yang memancar dari Sayyidina Muhammad Saw. Kita “menjadi” Nabi Muhammad Saw. Dalam artian, mengalami identifikasi dengan jiwa beliau yang sangat luhur dan sangat lembut. Hati kita telah terbebas dari segala penyakit kotor, juga terbebas dari kebencian terhadap sesama.


"Cinta pada Nabi Muhammad Saw adalah anugerah terbesar yang Allah suntikkan pada manusia yang terpilih"

www.psikologitasawuf.com


Hidup kita telah sealur dengan hidup Sayyidina Muhammad Saw. Dikala kita menjalani kehidupan Nabi Muhammad Saw, maka dengan sendiri kebahagiaan selalu tercurah pada kita. Bahkan, saking rekatnya hubungan kita dengan beliau Saw, kita sudah tak lagi tertambat oleh ego. Kita telah memerhatikan bahwa yang ada hanyalah Nur Muhammad. Sehingga hidup kita benar-benar “terintegrasi” dengan kehidupan bahkan jiwa beliau Saw. 

Jika kita sudah tenggelam dalam bacaan shalawat, sekaligus selalu tergerak untuk mengikuti alur kehidupan Nabi Muhammad Saw, berarti cinta pada beliau Saw telah bersemi dan menguasai hati kita. Apakah hati yang didalamnya dipenuhi Rasulullah tidak menarik dalam pandangan Allah? Sudah barang tentu sangat menarik. Jika kita telah sampai ke stasiun ini, maka kita telah menemukan jalan terdekat menuju Allah, dan kita menyimpan Nabi Muhammad Saw di hati yang nilainya melebihi daripada dunia seisinya. Bahkan kita akan menyadari bahwa cinta pada Nabi Muhammad Saw merupakan anugerah terbesar yang Allah suntikkan pada manusia yang terpilih.

BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang