Menguak Rahasia Dzulhijah
16 June 2023
Kualitas kita sangat bergantung pada bagaimana
ujung perjalanan kita. Bila ujung perjalanan baik, berarti sejatinya kita telah
menjadi orang baik. Sebaliknya, jika ujung perjalanan buruk, maka sepanjang
hidup kita, sebenarnya, bertabur keburukan. Bulan Dzulhijah merupakan pamungkas
bulan-bulan selama setahun, yang mana bulan tersebut cukup menggambarkan
kualitas hidup kita.
“Hanya sanya amal bergantung pada akhirnya”. Berarti, kualitas kehidupan kita selama setahun tergambar pada bagaimana kita mengisi bulan Dzulhijah ini. Mayoritas orang ketika berbicara terkait Dzulhijah selalu dikaitkan dengan haji dan menunaikan ibadah kurban. Terkesan tidak ada amalan di luar keduanya. Jika tidak mampu berhaji ataupun berkurban, maka seseorang dianggap tidak berpeluang memulung kebaikan lain.
Padahal, kalau kita
mau menelusur dan meneliti secara seksama, kita akan mengetahui bahwa Dzulhijah
menyimpan hari-hari yang sangat istimewa, yang biasa disebut dengan 10 hari Dzulhijah.
Saking istimewanya hari-hari dan malam-malamnya, Allah menjadikannya sebagai
sumpah. Iya, tidaklah Allah menjadikannya sebagai sumpah kecuali di dalamnya
memuat keistimewaan.
Demi fajar. Mungkin diantara kita memendam rasa penasaran, fajar apa gerangan yang dimaksud Allah? Beberapa ahli tafsir mengungkapkan pandangannya, bahwa fajar disini disebut sebagai fajar subuh yang selalu memancar setiap hari. Sebagian lagi memandang fajar pada hari pertama bulan Muharram selaku fajar tahunan.
Tapi, sebagian lagi, memandang bahwa fajar
disini adalah fajar di hari Arafah. Saya lebih condong pada fajar di hari
Arafah. Bukankah tidak ada hari yang paling mulia sepanjang setahun melebihi
dari hari Arafah? Bahkan puncak haji terletak pada Arafah. Haji adalah Arafah.
Bulan Dzulhijah adalah bulan yang paling
istimewa. Keistimewaannya terletak pada 10 hari pertama. Siapa yang mengisi
amal-amal shaleh di dalamnya akan lebih dicintai Allah daripada hari-hari yang
lain.
Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Tidak ada
hari-hari yang lebih utama di sisi Allah lebih dari sepuluh hari Dzulhijah. Dan
tidak ada malam yang paling utama lebih dari sepuluh malam Dzulhijah”.
Dari Ibni Abbas r.a, Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang paling utama di sisi Allah dan tidak amal yang paling
Allah cintai di dalamnya melebihi daripada hari-hari ini, yakni hari-hari
sepuluh. Maka perbanyaklah kalian membaca takbir dan tahlil; karena
sesungguhnya di dalamnya adalah hari-hari untuk bertahlil, bertakbir, dan berzikir
pada Allah Yang Mahamulia lagi Mahaperkasa. Dan barangsiapa berpuasa sehari di
dalamnya disetarakan dengan puasa satu tahun. Dan amal di dalamnya
dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat”.
Dari Ibni Abbas, dari Nabi Saw, beliau bersabda:
“Tidak ada hari-hari di dalamnya yang
amalnya lebih Allah cintai dan lebih utama daripada hari-hari kesepuluh.
Sahabat bertanya, “Ya Rasullah, tidaklah jihad fi sabilillah bisa menandingi
ini?”. Rasulullah bersabda, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali laki-laki
yang berjihad di jalan Allah dengan hartanya dan dirinya, dan tidak kembali
dengan segala apapun”.
Iya, jihad fi sabilillah juga tidak mengalahkan
keutamaan beramal di 10 Dzulhijah, kecuali orang yang mati di jalan Allah.
Lantas amal apa saja yang perlu kita jalani di
10 hari Dzulhijah?
1. Banyak
membaca kalimat baqiyatus shalihaat. Subhanallah walhamdulillah walaa
ilaaha illallah wallalahu akbar walaa hawla walaaquwwata illaa billahil
‘aliyyil Adzim. Dan lebih ditekankan lagi banyak membaca alhamdulillah.
2. Membaca Al-ikhlas
1000 kali pada hari arafah.
3. Berpuasa
mulai tanggal 1 sampai tanggal 9.
4. Shalat
malam di malam 1 hingga 10.
5. Berkurban
bagi yang mampu.
0 comments