-->

Menguak Rahasia Dzulhijah

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

Menguak Rahasia Dzulhijah

16 June 2023

Menguak Rahasia Dzulhijah

16 June 2023


 


Kualitas kita sangat bergantung pada bagaimana ujung perjalanan kita. Bila ujung perjalanan baik, berarti sejatinya kita telah menjadi orang baik. Sebaliknya, jika ujung perjalanan buruk, maka sepanjang hidup kita, sebenarnya, bertabur keburukan. Bulan Dzulhijah merupakan pamungkas bulan-bulan selama setahun, yang mana bulan tersebut cukup menggambarkan kualitas hidup kita.

“Hanya sanya amal bergantung pada akhirnya”. Berarti, kualitas kehidupan kita selama setahun tergambar pada bagaimana kita mengisi bulan Dzulhijah ini. Mayoritas orang ketika berbicara terkait Dzulhijah selalu dikaitkan dengan haji dan menunaikan ibadah kurban. Terkesan tidak ada amalan di luar keduanya. Jika tidak mampu berhaji ataupun berkurban, maka seseorang dianggap tidak berpeluang memulung kebaikan lain. 

Padahal, kalau kita mau menelusur dan meneliti secara seksama, kita akan mengetahui bahwa Dzulhijah menyimpan hari-hari yang sangat istimewa, yang biasa disebut dengan 10 hari Dzulhijah. Saking istimewanya hari-hari dan malam-malamnya, Allah menjadikannya sebagai sumpah. Iya, tidaklah Allah menjadikannya sebagai sumpah kecuali di dalamnya memuat keistimewaan.

Demi fajar. Mungkin diantara kita memendam rasa penasaran, fajar apa gerangan yang dimaksud Allah? Beberapa ahli tafsir mengungkapkan pandangannya, bahwa fajar disini disebut sebagai fajar subuh yang selalu memancar setiap hari. Sebagian lagi memandang fajar pada hari pertama bulan Muharram selaku fajar tahunan.  



Tapi, sebagian lagi, memandang bahwa fajar disini adalah fajar di hari Arafah. Saya lebih condong pada fajar di hari Arafah. Bukankah tidak ada hari yang paling mulia sepanjang setahun melebihi dari hari Arafah? Bahkan puncak haji terletak pada Arafah. Haji adalah Arafah.

Bulan Dzulhijah adalah bulan yang paling istimewa. Keistimewaannya terletak pada 10 hari pertama. Siapa yang mengisi amal-amal shaleh di dalamnya akan lebih dicintai Allah daripada hari-hari yang lain.

Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih utama di sisi Allah lebih dari sepuluh hari Dzulhijah. Dan tidak ada malam yang paling utama lebih dari sepuluh malam Dzulhijah”.

Dari Ibni Abbas r.a, Rasulullah Muhammad Saw bersabda: “Tidak ada hari-hari yang paling utama di sisi Allah dan tidak amal yang paling Allah cintai di dalamnya melebihi daripada hari-hari ini, yakni hari-hari sepuluh. Maka perbanyaklah kalian membaca takbir dan tahlil; karena sesungguhnya di dalamnya adalah hari-hari untuk bertahlil, bertakbir, dan berzikir pada Allah Yang Mahamulia lagi Mahaperkasa. Dan barangsiapa berpuasa sehari di dalamnya disetarakan dengan puasa satu tahun. Dan amal di dalamnya dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat”.

Dari Ibni Abbas, dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Tidak ada hari-hari di dalamnya  yang amalnya lebih Allah cintai dan lebih utama daripada hari-hari kesepuluh. Sahabat bertanya, “Ya Rasullah, tidaklah jihad fi sabilillah bisa menandingi ini?”. Rasulullah bersabda, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali laki-laki yang berjihad di jalan Allah dengan hartanya dan dirinya, dan tidak kembali dengan segala apapun”.


Iya, jihad fi sabilillah juga tidak mengalahkan keutamaan beramal di 10 Dzulhijah, kecuali orang yang mati di jalan Allah.

Lantas amal apa saja yang perlu kita jalani di 10 hari Dzulhijah?

1.  Banyak membaca kalimat baqiyatus shalihaat. Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha illallah wallalahu akbar walaa hawla walaaquwwata illaa billahil ‘aliyyil Adzim. Dan lebih ditekankan lagi banyak membaca alhamdulillah.

2.     Membaca Al-ikhlas 1000 kali pada hari arafah.

3.     Berpuasa mulai tanggal 1 sampai tanggal 9.

4.     Shalat malam di malam 1 hingga 10.

5.     Berkurban bagi yang mampu.

BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang