-->

Dialah Kegembiraan Semesta

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

Dialah Kegembiraan Semesta

22 September 2023

Dialah Kegembiraan Semesta

22 September 2023


Anda mungkin dipenuhi imajinasi bagaimana gambaran situasi ketika Nabi Muhammad Saw dilahirkan? Apa respon dari orang-orang sekitarnya? Kita menelusur seribuan tahun yang lalu. Beliau adalah sosok yang tidak hanya ditunggu oleh manusia, tapi juga dinanti kelahirannya oleh seluruh alam. Kelahirannya disertai dengan cahaya yang menyebar ke seluruh kota.

Semua orang penduduk terkesiap, apa yang terjadi. Apalagi, ketika malam itu tiba, api Majusi yang ribuan tahun tidak pernah padam, malam itu mendadak padam. Bahkan Balkon milik Kisra runtuh seketika. Mereka semua bertanya-tanya apa gerangan yang terjadi? Nabi Muhammad Saw adalah ikon kebenaran. Ketika kebenaran telah datang, maka ikon kebatilan runtuh lalu lenyap. Seluruh kekuatan yang dibanggakan oleh umat manusia sebatas kekuatan yang semu. Karena semuanya akan menemui masa kerapuhan, dan lenyap ditelan zaman. 

Kesemuanya bergembira kecuali orang kafir dan iblis. Mereka tak mau melihat wajah Nabi Muhammad Saw. Allah pun ikut bergembira karena kekasih-Nya sudah mengada dalam bentuk fisik, bukan sebatas cahaya. Beliau dilahirkan sebagai kekasih Allah Swt. Melalui beliau, Allah menemukan kegembiraan raya. Bagaimana orang bisa merengkuh kebahagiaan? Kebahagiaan baru bisa direngkuh ketika seseorang telah bertemu, bersitatap, dan bergandeng tangan dengan kekasihnya. “Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi dan Aku senang untuk dikenal. 

Maka Kuciptakan makhluk agar supaya Aku dikenal”. Bagaimana cara Allah memperkenalkan keindahan, kemuliaan, dan ketinggian-Nya? Tentu saja, Allah perkenalkan melalui makhluk yang paling dicintai-Nya serta dimuliakan-Nya. Dialah Nabi Muhammad Saw.


Allah menyanjung Nabi Muhammad dengan setinggi-tinggi sanjungan. Kalau Anda menaruh kagum pada Nabi Muhammad Saw, tentu saja kekaguman itu diarahkan pada Allah SWT. Seperti halnya, seorang yang memuji lukisan, sejatinya yang dipuji bukan hanya lukisan, tetapi secara tidak langsung juga memuji pelukisnya. Pencipta penghulu semua manusia adalah Allah, maka tentu saja dikala kita begitu terpesona dengan keluhuran budi Nabi Muhammad, sejatinya itu ekspresi keterpesonaan kita pada Allah Swt.

Hubungan Allah dan Nabi Muhammad bagaikan hubungan matahari dan rembulan. Kalau Anda menatap rembulan, tentu saja matamu akan silau, bahkan bisa buta karena tak kuasa menatap bola matahari. Akan tetapi, kalau Anda menatap rembulan, tentu Anda akan bisa berlama-lama menyaksikan rembulan. Sadarilah, rembulan tidak berdiri sendiri. Bahkan ia tak punya cahaya sendiri. Rembulan sekadar pantulan dari cahaya matahari.

Allah terang-benderang. Saking terangnya, Anda tak bisa melihatnya. Seperti kaca jendela yang begitu bersih, tiba-tiba ada burung yang melewati ruangan, dan dikiranya tak ada kaca, maka burung itu menabrak kaca lalu terjatuh. Atau seperti Ratu Balqis yang berjalan menuju istana Nabi Sulaiman. Ketika dia tiba di kolam yang ditutup dengan kaca yang bening, maka dia mengangkat bajunya, takut terkena air. 

Dia tersipu malu ketika tahu bahwa ternyata dia berada di atas kaca yang bening. Allah tak bisa dilihat—karena justru membuat mata silau. Seperti halnya Nabi Musa a.s tatkala menuju Gunung Tursina untuk berdialog dengan Allah. Beliau terkejut, bahkan pingsan, ketika melihat api yang begitu besar, sekaligus menatap Allah. Pandangannya tak kuat menatap Allah.

Kalau Anda hendak mengenal Allah, maka kenali Sayyidina Muhammad Saw. Telusuri perjalanan hidup beliau, seksamai keindahan akhlak yang menghiasi hidup beliau, simaklah sirahnya bagaimana beliau berbicara, menyapa seseorang, dan sebagainya. Disana Anda hanya akan melihat keindahan saja. Karena itu, tak ayal Nabi Muhammad Saw selalu berada di peringkat teratas sebagai orang yang berpengaruh di dunia. Bukan hanya manusia yang memuji Allah, bahkan Allah telah memujinya sebagai sosok yang berakhlak agung.

 


Berakhlak dengan Akhlak Allah

Beliau bukan hanya sebagai penebar kasih sayang bagi sekelompok orang, atau sebuah golongan saja, tetapi beliau juga hadir sebagai penebar rahmat bagi seluruh alam. Jika Allah sebagai Tuhan seluruh alam, maka Nabi Saw berposisi sebagai penebar rahmat bagi seluruh alam. Beliau adalah wakil Allah untuk menyalurkan dan menyebarkan kasih sayang-Nya.

Karena itu, kelahirannya bukan hanya membuat orang Arab yang senang, melainkan seluruh manusia beriman, malaikat, seluruh binatang, pepohonan, matahari, rembulan, dan segala yang berada di semesta juga ikut bergembira menyambut kelahiran beliau. Bahkan Allah pun sangat gembira dengan kelahiran-Nya, karena beliaulah satu-satunya insan yang Allah pilih sebagai distributor tunggal rahmat-Nya. Bahkan seluruh kebaikan Allah tercurah pada Sayyidina Muhammad Saw.

Beliau Saw adalah sosok yang tak pernah menyimpan kebencian, apalagi dendam pada siapapun. Bagaimana ketika beliau dilempari batu oleh Bani Thaif, sampai beliau berdarah tumitnya. Lalu, malaikat penjaga gunung menawarkan untuk menimpakan gunung pada mereka. Namun, apa respon Rasulullah Saw? “Aku berharap dari sulbi mereka lahir orang-orang yang menyembah Allah Yang Maha Esa dan tidak berlaku syirik pada-Nya”. Bahkan dipungkasi dengan kalimat, “Ya Allah, berikanlah hidayah kepada kaumku (mereka melakukan itu) karena sesungguhnya mereka tidak tahu”.

Sebuah akhlak yang begitu tinggi dan menawan.

 

BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang