-->

Sakit Mengundang Cahaya

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

Sakit Mengundang Cahaya

12 January 2024

Sakit Mengundang Cahaya

12 January 2024


 


Pernahkah Anda terpapar kecewa terhadap seseorang? Sudah lama Anda merenda hubungan baik dengannya, bahkan bermacam bentuk pengorbanan sudah Anda kerahkan. Namun, tiba-tiba dia berbuat ulah, tidak hanya membuat Anda kesal, tapi juga kecewa berat. Dia harus disingkirkan dari ruang hidup Anda. Sosok yang selama ini Anda anggap sebagai teman karib, tempat mengadukan masalah, sosok yang dianggap peduli terhadap setiap keadaan Anda, tiba-tiba berlaku di luar nalar. Sangat dhalim. Memuakkan.

Boleh jadi, hati Anda disesaki penyesalan, ‘Oh, ternyata selama ini saya berkawan dengan orang yang mencari kesempatan untuk menikam saya dari belakang’. Bukan hanya pengorbanan yang menjadi pemantik penyesalan, melainkan Anda mungkin berpikir, ‘mengapa harus mengenal orang yang hendak menghancurkan saya’. Anda mungkin menganggap semua perjalanan yang ditapaki sia-sia saja. Anda terus meratapi masa lalu. Ketika wajahnya melintas di pikiran Anda, maka tiba-tiba hati Anda seolah dihantam palu godam. Kembali luka. Luka tapi tak berdarah.

Tidak berhenti di situ, Anda harus terus berjuang memulihkan jiwa. Tidak lagi ingin menyediakan tempat bagi seseorang yang hendak berteman. Dibayangi trauma, bagaimana kalau berjumpa dengan orang yang memiliki karakter sama, atau malah lebih jahat? Lebih parah lagi, jika kemudian Anda sudah tidak menaruh kepercayaan kepada siapapun. Hati Anda sudah hancur lebur. Tak bisa lagi dibangun ulang, dikuatkan lagi.

Anda sudah pasti tahu, jika Anda tidak bisa percaya kepada seseorang, maka dimana saja dan bertemu siapa saja, Anda tidak bisa mengakses kebahagiaan. Karena hati Anda terus-menerus dipenuhi dengan kecurigaan yang tak pernah surut. Hingga saat bertemu dengan orang baru Anda pun diam-diam berasumsi : ‘Jangan-jangan orang ini akan mempermainkan aku, memperalat aku, atau mempeloroti apa yang aku punya. Gak usah terlalu baik pada orang. Bahkan tak usah beri kesempatan mendekat. Jaga jarak dengan siapa saja’.

Jika asumsi semacam ini menguasai pikiran Anda, maka dimana saja Anda tak akan menemukan teman akrab. Padahal menemukan teman akrab sangat berdampak pada tumbuhnya perasaan aman di hati Anda.

Saya berziarah ke makam seorang wali. Sebelum menuju makam, saya harus mampir ke toilet. Agar bisa memasuki toilet, saya biasanya menitipkan jaket dan tas saya. Saya tidak membawanya ke toilet. Jika di samping saya ada teman akrab, maka saya menitipkan jaket dan tas saya padanya untuk dijaga. Saya kenal dan percaya dia. Sehingga selama di toilet, saya merasa tenang. Tidak dag dig dug. Juga tidak terburu-buru.

Bayangkan, kalau saya kemudian menyerahkan tas saya pada orang asing yang tidak saya kenal, jelas saya tidak bisa menaruh kepercayaan padanya, karena belum teruji. Tentu saja, saya tak akan bisa nyaman selama berada di toilet. Akan tetapi, jika saya tidak bisa percaya pada siapapun, maka akan menjadi serba ribet. Apalagi di toilet ternyata tidak tersedia gantungan. Percaya atau yakin pada Allah adalah modal membangun hubungan dengan Allah, sementara percaya pada sesama adalah modal menjalin relasi dengan sesama.

Lalu bagaimana sikap Anda terhadap orang yang selalu menyakiti Anda, mengecewakan Anda, bahkan membuat patah hati? Anda tidak boleh memupuk rasa kecewa tersebut menjadi dendam. Karena setiap kebencian, meski hanya sebiji zarrah, tetap saja akan meninggalkan rasa sakit di dalam hati. Langkah pertama yang perlu Anda jalani adalah memaafkan. Ketika Anda memaafkan, Anda tidak membiarkan orang yang mengecewakan Anda itu menjadi duri yang bisa kapan saja melukai Anda. Kalau Anda telah memaafkan, dan membuang duri itu dari kehidupan Anda, maka Anda tidak akan mengalami luka dari orang yang sama. Memaafkan, bagi saya, adalah proses healing terbaik.

Agar Anda tergerak dan antusias untuk memaafkan, perlu kiranya Anda membaca keutamaan dan keistimewaan orang yang pemaaf. Memaafkan memang sulit. Saking sulitnya orang yang sanggup memaafkan saudaranya, maka ia berpeluang mendulang pahala tak terbatas dari Allah. Selain itu, kelak Allah sediakan tempat paling indah di surga bagi orang yang mau memaafkan saudaranya. Jangan gengsi memaafkan orang lain, karena ketika memaafkan sejatinya Anda sedang menjadi khalifah Allah Yang Maha Memaafkan. Allah Pemilik Permaafan, dan kita sebagai wakil Allah yang berperan untuk mengekspansi permaafan, sekaligus menjaga kedamaian.

Jadi, jika kita tergerak memaafkan orang lain, maka kita bersyukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan sifat Allah dalam hidup. Hanya orang-orang yang Allah cintai yang dihiasi dengan sifat mulia-Nya. Semua orang diberi harta untuk bisa bertahan hidup. Kesehatan merupakan sebuah anugerah yang tidak pilih-pilih. Baik orang beriman maupun tidak beriman, akan mendapatkannya. Di atas itu adalah iman kepada Allah. Tentu hanya dihadiahkan untuk orang yang Allah cintai. Bahkan di atas iman, masih ada lagi anugerah yang paling besar. Apa itu? Itulah akhlak Allah yang dihiaskan pada kekasih-kekasih-Nya. Salah satu sifat kekasih Allah adalah mengedepankan permaafan dibandingkan membenci apalagi membalas dendam.

Kedua, tinggalkan kebergantungan pada makhluk. Ketika orang yang Anda cintai memperlakukan Anda dengan sangat kasar dan kejam, hendaknya Anda anggap sebagai shock therapy dari Allah agar tidak lagi bergantung pada seseorang. Bergantung dalam artian ketagihan. Seseolah tanpa dia, kehidupan kita tidak nyaman dan aman. Seperti orang yang kecanduan narkoba. Setelah memakai narkoba, dia langsung mendapati tubuhnya segar dan kuat. Akan tetapi, ketika beberapa saat dia tak mengkonsumsinya, langsung lemas lagi. Perasaan negatif terus menggerogoti jiwanya. Dia terperosok dalam kecanduan. Dan kecanduan semacam itu adalah penderitaan yang terus dirawat. Sepertinya menyelesaikan masalah yang sedang menerpa, tapi sebentar lagi dia akan dilanda dengan masalah yang jauh lebih besar, dan terus terjerat oleh berlapis-lapis penderitaan.

Selagi kita mengaitkan dan menggantungkan diri pada makhluk, kita takkan menjumpai kebahagiaan yang sesungguhnya. Tentu kita sadar bahwa kita lahir sendirian, lalu mati, dan dimasukkan ke dalam kubur sendirian, nanti ditanya oleh malaikat saat di alam barzakh juga dalam keadaan sendirian. Orang yang paling Anda gandrungi, dan seolah tanpanya hidup Anda tidak berjalan, ketika Anda sudah mati tentu tidak mau menyertai Anda hingga di alam kubur. Cukup mengantarkan Anda di akhir kehidupan dunia. Selain itu, sedekat apapun seseorang dengan Anda, dia tidak akan selalu mengiringi Anda. Ada saatnya berjarak dengan Anda.

Adalah Zat yang tak pernah meninggalkan Anda, selalu mendampingi Anda, selalu menyayangi Anda, tak pernah surut kasih sayang-Nya. Dialah Allah Swt. Dia tak pernah merusak kepercayaan Anda pada-Nya. Dia tak pernah ingkar janji. Dia selalu ada bersama Anda dalam setiap keadaan. Dia sangat dekat dengan Anda melebihi siapapun. Bahkan melebihi dari urat nadi Anda. Dia selalu bersama Anda dalam setiap keadaan. Entah dikala Anda dibuai nikmat, atau sedang dilanda musibah. Dia selalu bersama Anda. Ketika Anda sudah putus asa, artinya tak lagi mengaitkan hati pada makhluk, Anda telah mencapai kemerdekaan ruhani. Memang, kebergantungan pada selain Allah selalu menyiksa, menjerat, mengaduk-aduk, dan menyesakkan hati. Kebergantungan membuat orang selalu ingat. Mengingat makhluk sama sekali tak memasukkan kebahagiaan, malah menjalarkan rasa khawatir.

Ketika keterhubungan kita dengan sesama diputus, mungkin berupa penyingkiran atau pengusiran, maka hati mungkin sakit. Menganga. Tapi, kalau Anda kembali pada Allah, maka cahaya akan memasuki relung jiwa. Anda menyerap ketenangan yang tidak Anda dapatkan ketika bergantung pada manusia.  

  

 

 

 

BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang