-->

MENCINTAI KESEMPURNAAN

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

MENCINTAI KESEMPURNAAN

08 September 2025

MENCINTAI KESEMPURNAAN

08 September 2025


Bahagia memancar dari cinta. Jika kita belum menemukan tambatan cinta, maka kita belum merasakan kebahagiaan berdesir ke dalam jiwa. Mungkin Anda belum dekat dengan sosok yang Anda cintai, tapi cinta terus bertumbuh dari hati padanya, maka kebahagiaan terus bertumbuh bersamaan dengan bertumbuhnya cinta. Kita tentu tidak mencintai sosok, melainkan mencintai sifat-sifat yang melekat obyek tersebut. Meski orang itu tidak bersimuka dengan kita, tetapi hadir dalam kehidupan kita, tetap saja kebahagiaan itu seperti merambat darinya. Anda mengingat sosok yang memiliki keindahan yang terus meninggalkan pesona dalam diri Anda, setiap kali Anda mengingatnya, pasti kebahagiaan itu seolah merembet ke dalam hati Anda.

Cinta hanya sebagai manifestasi kecondongan jiwa pada sebuah obyek. Makin terlihat sempurna di mata, maka semakin menguat rasa cinta di hati. Jika mendapati yang dicintai selama ini memendam kekurangan atau cacat, maka rasa cinta akan terkikis atau memudar sama sekali.

Sejak awal, kita telah diberitahu bahwa apapun tetap menyimpan ketidaksempurnaan. Anda mungkin terpesona dengan cahaya rembulan. Ketika rembulan itu mencapai purnama, maka Anda terpukau karena mendapati kesempurnaan pada rembulan. Apakah purnama itu tetap langgeng? Tentu saja tidak. 

Pada saatnya, purnama itu akan mendadak berubah pucat pasi, yakni ketika sudah terpapar oleh sinar matahari. Seluruh kesempurnaan purnama tiba-tiba memudar. Mungkin, kecantikan purnama hanya menjadi kenangan. Karena ternyata kesempurnaan yang membalut purnama telah memudar, dan mungkin saja kecintaan kita akan memudar. Bunga yang indah, segar memukau jiwa, pada saatnya akan mengalami layu, lunglai. Sama sekali tidak menarik.

Segala keindahan yang bersifat fisik akan mengalami masa rentan, memudar, dan berubah secara total. Dan semua memiliki keterbatasan, yang membuat cinta kita tidak meluap secara optimal pada sesuatu. Bayangkan, kalau Anda melihat orang itu sempurna di mata Anda, lantas Anda mengamati ada kekurangan yang terlihat darinya, maka kecintaan kita tak jarang akan berkurang. Bahkan menghilang sama sekali.

Ketahuilah, semua manusia diciptakan dengan sebuah keniscayaan terselipi kesalahan dan dosa. Penuh dengan ketidaksempurnaan. Bukankah setiap anak Adam berbuat salah, dan sebaik-sebaik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertobat. Dari hadis ini mengirimkan pesan kepada setiap orang bahwa jangan pernah kita merasa sempurna. Sebersih apapun kita, pasti terselip kesalahan. 

Karena itu, Anda terus memacu diri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Jangan pernah merasa sempurna. Kalau Anda sudah merasa sempurna, maka Anda menghentikan pertumbuhan menjadi lebih baik. Selain itu, jika Anda melihat orang lain terpuruk dalam kesalahan, Anda juga harus memaklumi, setiap orang bisa saja melakukan kesalahan. Kita tetap menerimanya kembali selagi dia mau bertobat, memulihkan diri, dan membenahi diri menjadi lebih baik.

Tapi kondisi ini tidak berlaku pada manusia agung yang Allah ciptakan untuk dicintai selamanya. Allah mencintainya karena Allah telah menciptakan dengan sempurna. Seolah tak ada celah sedikit pun keburukan yang melekat padanya. Siapa beliau? Beliau adalah Nabi Muhammad Saw. Semakin Anda mendalami tentang tabi’at, karakter, dan akhlak beliau, maka jiwa Anda dibawa terbang menuju kekaguman yang tak pernah berakhir. 

Seolah setiap akhlak yang ditampilkan oleh Rasulullah Saw adalah imajinasi liar. Sama sekali tidak. Semua apa yang memancar dari Rasulullah Saw bersifat alami. Saking agungnya akhlak beliau, Allah pun menyematkan pujian pada beliau sebagai sosok yang berada di atas akhlak yang agung. Jika Penciptanya saja sudah mengagumi dan memujinya, lantas bagaimana kita yang sejatinya penuh dengan kehinaan ini tidak memujinya?

Tentu Anda penasaran bagaimana kesempurnaan yang memancar pada Nabi Muhammad Saw? Beliau manusia, tapi tidak seperti manusia. Dia seperti manusia yang lain. Jika manusia makan, maka beliau juga makan. Kalau manusia butuh istirahat, beliau juga butuh istirahat. Kalau manusia butuh menikah, beliau juga menikah. Meski demikian, beliau bukan manusia biasa, karena akhlaknya yang sangat menakjubkan. Tidak pernah keluar dari lisannya kalimat-kalimat kotor, perkataan-perkataan yang menghinakan, bahkan yang selalu mengalir dari lisannya adalah kalimat-kalimat yang menyentuh, melembutkan hati, dan senantiasa membekaskan rasa bahagia di hati sahabat bicaranya.

Seindah apapun penggambaran saya tentang keindahan akhlak Nabi Muhammad Saw, tetap saja tak bisa mewakili dengan sempurna. Teringat dengan dawuh Guru saya, pernyataan tidak bisa menggambarkan kenyataan. Karena kenyataan tak bisa digambarkan dengan logika. Begitu juga, tentang keindahan akhlak Nabi Saw sungguh sangat memukau.

Dengan keterbatasan dalam menggambarkan, saya tetap mengungkap tentang akhlak Nabi Muhammad Saw.

Kasih Sayang

Beliau adalah cinta yang dihadiahkan bagi semesta. Tidak ada yang mengalir dari beliau kecuali kasih sayang saja. Beliau tidak hanya mencintai orang-orang yang beriman pada Allah dan mencintainya. Beliau juga tidak berhenti mencintai orang-orang berpaling dari dakwahnya. Terkait dengan cinta, tergambarkan dengan kedermawanan beliau yang tak pernah berhenti, dan selalu benderang di mata siapapun. Sayyidina Anas bin Malik berkata. “Rasulullah Saw adalah paling dermawannya manusia”. Tentu saja tidak ada manusia yang paling dermawan melebihi beliau. Tidak ada satu pun orang yang membutuhkan bantuannya yang merasa ditolak. Beliau selalu menggenapi selagi sanggup membantunya.

Di suatu kesempatan, ada seorang wanita menjahit sehelai baju dengan tangannya sendiri. Lantas, dia hadiahkan pada Nabi Muhammad Saw sebagai ekspresi cintanya pada Nabi Muhammad. Beliau menerimanya dengan senang hati. Tentu saja wanita itu sangat senang hadiahnya diterima dengan hati gembira oleh Rasulullah. Akan tetapi, hanya sekali saja baju itu dikenakan Nabi, tiba-tiba ada seorang lelaki yang meminta baju tersebut. 

Nabi sama sekali tidak keberatan. Tanpa berpikir panjang, baju itu diserahkan pada lelaki itu. Demi melihat itu, seorang sahabat menegur lelaki itu. Ternyata lelaki itu punya keinginan, kelak baju yang dihadiahkan Nabi akan dijadikan sebagai kain kafan saat kematiannya. Dia meminta karena cintanya pada Nabi. Dan berharap kelak, tubuhnya dibungkus oleh baju yang sudah pernah melekat pada badan mulia Nabi Muhammad Saw.

Adalah seorang budak yang berbelanja ke pasar. Akan tetapi, sebelum dia berbelanja, dia menangis tersedu-sedu. Seolah sedang ditimpa musibah yang amat berat. Ketika menangis di antara lalu lalang orang yang berada di pasar, Rasulullah menghampirinya. Sembari menanyakan, apa gerangan yang membuatnya menangis? Dia mengungkapkan tentang identitas dirinya sebagai budak. Dia diperintah majikannya untuk berbelanja. Ternyata uang yang dibawanya telah hilang, tidak tahu jatuh dimana.

Dia sangat khawatir jika pulang tidak membawa apa-apa akan dimarahi oleh majikannya. Rasulullah Saw yang juga ke pasar untuk berlanja, dari sebagian uang yang beliau punya diserahkan pada budak itu, untuk membeli keperluan di pasar. Dia sangat gembira. Tapi kesedihan lain datang menyergapnya. 

Bagaimana jika dia pulang, dimarahi oleh majikannya karena datang terlambat. Rasulullah Saw mengantarkan budak itu sampai bertemu majikannya. Setiba di rumah itu, sang majikan sangat terkejut, sekaligus terharu karena rumahnya dikunjungi Rasulullah Saw. Setelah mengetahui muasal rumahnya dikunjungi Rasulullah, maka budak tersebut dimerdekakan oleh majikannya. Sungguh keberkahan yang sangat besar dari Rasulullah yang diterima oleh budak sekaligus majikannya.

Dari dua kisah yang saya paparkan di atas, kita menemukan dan menghayati ihwal pancaran kasih sayang dari Rasulullah Saw. Beliau sama sekali tidak mau melihat orang lain dirundung kesusahan. Jika beliau bisa, maka ingin segera melepaskan belenggu masalah orang lain, dan mengeluarkan dari perangkap kesedihan yang dialami orang lain.

Punya Kekuatan Memaafkan

Anda akan makin terpakau dengan akhlak Nabi. Bagaimana ketika memasuki Fathul Mekah. Nabi bersama ribuan sahabat datang ke tanah kelahiran Nabi Muhammad. Penduduknya telah mengusir sahabat, mencaci maki Rasulullah, bahkan merampas hak-hak yang dimiliki oleh para sahabat. Ketika sampai di gerbang Mekah, penduduk Madinah dari kafir Quraisy sudah dihinggapi ketar-ketir, bagaimana jika Nabi Muhammad membalas seluruh perbuatan dan sikap buruk mereka.

Tetapi, fakta sama sekali tidak menggambarkan ketakutan mereka. Tidak ada sedikit pun kekerasan yang ditunjukkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat. Beliau Saw menyebutnya hari itu adalah hari kasih sayang. Ketika itu, Rasulullah bertanya pada pemuka orang kafir Quraisy, “Apa yang kalian inginkan dariku?”. “Kau orang baik, tentu saja yang saya pinta darimu adalah kebaikan”, ucap mereka dengan wajah memohon.

“Pergilah kalian, kalian semua bebas!”, sebuah pernyataan yang menggetarkan sekaligus mengharukan. Dengan akhlak agung yang didemonstrasikan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat, maka mereka berbondong-bondong masuk Islam. Keindahan ini terus tertoreh sepanjang sejarah perjalanan dakwah Nabi Muhammad. Beliau benar-benar mengedepankan kasih sayang dibanding kebencian. Beliau bukan tipikal orang yang memendam dendam. Bahkan beliau sangat terampil mendaur-ulang kebencian sebagai kasih sayang. Seperti menjadikan kotoran sebagai bunga yang sangat indah.

Adalah seorang rahib yang menyamar sebagai orang yang menagih hutang pada Nabi Muhammad. Rasulullah memang berhutang padanya. Suatu kesempatan, di saat Rasulullah sedang berjalan dengan para sahabat, tiba-tiba serban yang dililitkan ke leher beliau ditarik kuat-kuat oleh si rahib. 

Spontan Umar bin Khattab menghunus pedangnya, hendak menebas orang tersebut. Akan tetapi, Rasulullah Saw dengan tangkas mencegahnya. “Jangan kau lakukan itu wahai Umar. Jika kau ingin membantuku, bayarkan hutang saya. Meski sebenarnya hutang saya belum jatuh tempo”, pinta Nabi. “Dan jangan hanya dibayari, bahkan ditambahi wahai Umar”.

Tentu saja Umar bin Khattab heran mengapa harus ditambahi? Rasulullah menyampaikan untuk membayar ketakutan yang membayanginya. Setelah menyadari betapa mulia respon yang dihadikan Nabi, maka orang itu akhirnya benar-benar mengaku Nabi Muhammad Saw. Dilihat tercermin dari kesabaran yang diperlihatkan.

Setelah dia mengaku kenabian Nabi Muhammad, maka rahib itu mendeklarasikan diri sebagai pemeluk Islam. Setiap kebaikan sikap akan membuahkan kebaikan. Setiap keburukan sikap akan membuahkan keburukan pula. Dan Nabi Muhammad senantiasa merespon segala kenyataan, bahkan kenyataan terburuk sekalipun dengan sikap yang terbaik, sehingga hasil terakhir adalah kebaikan saja.

Beliau tidak hanya memaafkan kesalahan orang lain, tapi juga membalas keburukan dengan kebaikan. Membalas perlakuan buruk dengan perlakuan baik.

Tengoklah sebuah sejarah yang terkemuka. Adalah seorang lelaki tua dan buta. Dia duduk di perempatan jalan. Tiada yang keluar dari lisannya kecuali kata-kata penuh serapah yang ditujukan pada Nabi Muhammad Saw. Anda tentu penasaran bagaimana respon Nabi Muhammad Saw terhadap orang tua buta itu?

Beliau Saw justru meminta setangkup makanan yang dimasukkan ke rantang. Setibanya di dekat orang tua buta itu, beliau menyuapinya dengan penuh kasih sayang. Meskipun, beliau terus berkata kotor tentang beliau, beliau menyuapi dengan kasih sayang. Dan orang tua buta itu sama sekali tidak mengetahui bahwa sosok yang menyuapinya adalah Rasulullah.

Sampai tiba waktunya, Rasulullah Saw wafat, lantas digantikan kepemimpinan umat Islam oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar meneruskan kebiasaan Nabi ini dengan menyuapi makanan pada orang tua buta. Akan tetapi, ketika Abu Bakar Ash-Shiddiq a.s menyuapi, tiba-tiba ditangkis oleh orang tua buta itu. Mengapa? Karena dia merasa bahwa orang yang menyuapi sekarang bukan orang yang biasa menyuapinya. Demi mendengar itu, Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq beringsut ke belakang sembari menangis, disertai kerinduan pada Nabi Muhammad. Seketika pula, orang tua buta itu mengetahui bahwa orang yang selama ini menyuapi dirinya adalah orang selalu dia caci. Seketika pula, kakek itu masuk Islam.

Beliau tidak hanya memaafkan orang yang berbuat buruk pada beliau. Bahkan beliau membalas setiap keburukan yang orang lain lemparkan padanya dengan kebaikan. Dan tak sedikit orang yang masuk Islam tersebab akhlak Rasulullah Saw yang sangat luhur ini.

Alkisah, adalah seorang yang setiap hari bertugas duduk-duduk di jalan yang biasa dijadikan tapak Rasulullah Saw menuju Ka’bah. Orang ini terus menanti sampai Rasulullah Saw melewati jalan tersebut, dan biasanya langsung diludahi. Rasulullah tak pernah membalasnya. Sampai kemudian suatu saat, Rasulullah Saw tidak lagi mendapati orang itu mengganggunya. Bukan sehari. Tapi berhari-hari. 

Karena itu, Rasulullah Saw bertanya-tanya, dimana orang itu. Beliau mendengar kabar orang yang bersangkutan sedang sakit. Demi mendengar kabar tersebut, Rasulullah Saw bergegas menuju rumah orang itu dengan membawa buah tangan. Ketika Rasulullah Saw mengetuk pintu sembari memanggil yang bersangkutan, dia gemetar. Dia sangat mengenali suara yang berasal dari luar itu adalah suara Rasulullah Saw. Dia sangat khawatir bagaimana jika Rasulullah Saw membalas perlakuan buruknya.

Setelah Rasulullah Saw masuk ke gubuk tersebut, ternyata yang terjadi tidak seperti yang dia cemaskan. Justru Rasulullah Saw ikut berduka cita atas sakit yang dia alami dengan membawakan buah tangan. Sungguh dia sangat terharu dan terenyuh dengan akhlak agung Nabi Muhammad Saw. Bagaimana tidak, orang yang telah menyuruh dia untuk mengganggu Rasulullah Saw ketika di jalan, belum sama sekali menjenguknya. Tapi, justru yang jadi sasaran gangguan datang menjenguk lebih dahulu. Dengan akhlak agung yang ditunjukkan Nabi Muhammad Saw, maka orang itu langsung masuk dalam pelukan Islam.

Begitulah pesona Nabi Muhammad Saw.

BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang