-->

Generasi Mudah Stress

BLANTERLANDINGv101
7702235815698850174

Generasi Mudah Stress

06 October 2025

Generasi Mudah Stress

06 October 2025


Di suatu pengajian, ada seorang mengungkapkan kegelisahan tentang fenomena generasi muda, yakni generasi Z, yang gampang sekali terpapar oleh stress dan bahkan depresi. Fenomena ini jarang ditemui sebelumnya. Kira-kira ini fenomena apa, dan tentu bagaimana agar generasi kita tidak mudah terjangkit stress dan depresi?

Perlu disadari bahwa tidak ada orang yang tidak terpapar stress. Karena stress menandai orang sedang dihinggapi masalah. Bukankah masalah datang untuk menaikkan kelas seseorang? Tentu saja membentuk kedewasaan jiwa. Stress juga bisa disebut alarm pertumbuhan jiwa manusia, sehingga pada saatnya dia tidak lagi mudah mengeluh, apalagi putus asa dengan masalah yang menyambar bertubi-tubi.

Sakit mental berupa stress sama halnya dengan sakit fisik. Bisa saja mendatangi setiap orang. Tak selamanya, fisik kita mengalami stamina yang prima. Ada kalanya, harus lesu, bahkan sakit. Kadang sakit karena terpapar oleh matahari yang sangat panas. Kadang sehat, kadang juga sakit. Kondisi yang dialami oleh fisik. Apalagi yang dialami fisik, bisa saja dialami oleh mental kita. 

Kadang seseorang berada pada puncak semangat, namun tiba-tiba harus terjatuh dalam keadaan lemah semangat. Ada orang yang menyerah dengan sakit yang diderita, bahkan putus asa. Tapi, banyak juga yang bangkit dan menguatkan optimisme keluar dari belenggu sakit yang diderita.

Hanya saja, sikap terhadap stress itulah yang membedakan kualitas seseorang. Jika salah menyikapi stress, maka stress akan membuat seseorang meluncur pada titik terendah. Menemui kehancuran. Hampa dari harapan hidup. Sementara orang yang menjadi stress sebagai tangga yang mengantarkan menuju puncak kesuksesan, maka dia tidak membiarkan mendekam dalam stress. Karena stress dipandang sebagai challenge untuk terus melintasi satu tanjakan ke tanjakan berikutnya. Bukankah ketika orang telah berhasil melampaui stress, di ujung terbit kebahagiaan yang akan menyapa?

Tak sedikit, kita menemui fenomena generasi Z bukan hanya stress, tapi sampai pada level depresi. Sehingga memerlukan penanganan yang lebih serius dan komprehensif. Mengapa mereka kemudian harus jatuh ke jurang depresi?

Pertama, hadir sebagai teman curhat. Siapapun kita yang berada di samping generasi muda haruslah berperan sebagai teman berbagi, kawan sharing, dan sahabat curhat yang nyaman dan aman bagi mereka. Karena saking sibuknya oleh aktivitas yang kita jalani, kadang kita tak punya waktu untuk mendengarkan mereka. Jika kegelisahan, ketakutan, dan kecemasan yang menghantui mereka tetap tidak dilepaskan (release), maka kemudian akan menjadi bom waktu yang luar biasa membahayakan.

Jika berperan sebagai orang tua, atau sebagai guru mereka, kita harus sempatkan untuk hadir dalam kehidupan mereka. Meyakinkan pada mereka bahwa mereka tidak sendirian. Di sampingnya ada orang yang siap memberikan semangat, kekuatan, bahkan pertolongan. 

Mungkin Anda tidak usah langsung memberikan nasihat dan saran atas kegelisahan, kecemasan, bahkan depresi yang dialami. Cukup Anda hadir sebagai kawan berbagi, mereka sudah mendapatkan tempat berteduh yang terbaik. Bukankah ketika curhat, setidaknya sudah mencairkan kebekuan masalah yang menumpuk dalam hatinya. Ketika sudah dikeluarkan, tak jarang orang akan kembali memulihkan jiwanya.

Tak sedikit orang yang bisa membersihkan masalah yang tertampung di hatinya dengan cara menangis. Selesai menangis, seolah masalah yang sedang membelenggunya terurai dan mencair begitu saja.

Saya tak jarang mendapati orang yang meluapkan segala keadaan yang bergemuruh di hatinya. Dia menyampaikan semuanya hingga tuntas. Saya sendiri mencoba mendengarkan dengan empatik. Sembari saya menyela dengan cara mengulang dengan redaksi yang berbeda apa yang dia sampaikan. 

Demi meyakinkan dia bahwa saya mendengar dan coba memahami apa yang sedang dialaminya. Saya sama sekali tidak menyampaikan nasihat padanya agar keluar dari masalah yang mengepungnya. Terus saja mendengarkan dengan empatik. Setelah dia mengeluarkan semua unek-unek yang memenuhi hatinya, dia sudah merasa lega. 

Jika saya dimintai saran, saya menyarankan dengan menyampaikan berbagai kisah nyata yang bisa dia ambil sebagai pelajaran. Tanpa saya memberikan konsep-konsep langit. Karena ketika menggunakan cerita nyata, akan terbit optimisme dalam dirinya. Dia menyadari bahwa ada orang yang memiliki keadaan yang sama bahkan lebih dari dirinya, dan kedua jika orang lain bisa keluar dari belenggu masalah, tentu dia yakin, tinggal menunggu momen, juga akan keluar dari perangkap masalah itu.

Kedua, jangan biasa berada dalam kehidupan instan. Segalanya mudah didapatkan. Zaman digital, dimana generasi Z banyak mengakses pergaulan dunia maya, seolah kehidupan ini sangat mudah. Antara keinginan dan kenyataan seolah tidak ada spasi. Kita sedang mencari apa, segera kita temukan. 

Kemudahan yang memapar generasi muda, menjadikan mereka mudah sekali mengeluh ketika menghadapi sedikit kesulitan dan tantangan. Karena ketika tak ada jarak antara harapan dan kenyataan, biasanya seseorang tidak terlatih untuk bersabar. Padahal sabar itulah yang menguatkan mental seseorang. Kesabaran membuat seseorang menggapai resiliensi. Jika generasi dimamah oleh kemudahan, dikelilingi oleh fasilitas, maka dia mudah sekali terluka dikala mengalami kesulitan.

Generasi yang semuanya dicukupi, tanpa harus ada ikhtiar keras, seperti ikan yang berenang di aquarium. Semua kebutuhannya dipenuhi. Tanpa harus berusaha keras. Jika demikian, apa yang terjadi? Dia terus punya kebergantungan pada kondisi di luar dirinya. Akibatnya, ketika ikan itu ditebar di lautan, maka ia tidak akan kuat menghadapi tantangan hidup di arus lautan yang sangat sengit. Kita harus memberikan kesempatan generasi kita untuk berusaha sendiri. Meyakinkan tidak ada keberhasilan tanpa usaha yang keras. Ketika orang telah terbiasa berhadapan dengan tantangan dan kesulitan hidup, ketika kelak dia menemui masalah tidak mudah mengalami shock, bahkan akan selalu tenang. Dalam ketenangan itulah kekuatan jiwa tecermin.

Ketiga, belajar menerima kenyataan. Kita sadar bahwa ada keadaan yang berada dalam kontrol kita, tapi juga kenyataan yang berada di luar kendali kita. Pada keadaan yang di dalam kendali, kita menyusun energi agar bisa menghasilkan kondisi yang baik. Sementara pada keadaan yang di luar kendali, kita belajar menerima dengan lapang dada. Yakni ridha. Adalah seorang anak dilahirkan dari keluarga petani, sementara teman-temannya dilahirkan dari keluarga teknokrat dan orang-orang kaya. Ketika dia membandingkan latar belakang dirinya dengan latar belakang temannya, jiwanya merasa sangat rendah, dan minder. Ketika dia terus mengutuk kenyataan yang dia alami, maka rasa sakit terus menerus mencacah dirinya.

Perlu disadari bahwa semua yang meluncur di medan kehidupan ini sudah dirancang, diramu, dan dikemas dengan sempurna oleh Allah. Tidak ada yang kurang. Kalau kita melihat kekurangan, bukan kenyataan yang kurang. Tapi pemahaman kita yang kurang lagi terbatas. Bukankah kebanyakan di antara kita berhenti pada kemasan, tanpa harus meneliti terlebih dahulu isinya. Jika kemasannya buruk, kita anggap isinya juga buruk. Sebaliknya, jika kemasannya apik dan menarik, isinya juga dianggapnya baik dan apik. Padahal, belum tentu.

Disadarkan pada generasi muda bahwa yang terjadi adalah yang terbaik. Kenapa? Karena seluruh realitas yang tergelar di hadapan kita berasal dari Yang Maha Baik. Tidak ada yang keluar dari Yang Maha Baik kecuali kebaikan saja. Bukan hanya baik, pasti di sana tersimpan pelajaran yang agung. Karena Allah telah meramu semua kenyataan itu dengan ilmu-Nya.

Agar tidak terjebak pada stress yang berlangsung terus-menerus, apalagi membesar menjadi depresi, maka kita harus hadir sebagai teman berbagi bagi mereka, selalu menghadirkan tantangan agar terus tumbuh dan kuat, dan yang terakhir harus dihadirkan energi spiritual pada mereka agar mereka bisa menerima kenyataan apapun yang datang.   

BLANTERLANDINGv101

Berlangganan Gratis

Suka dengan artikel-artikel diblog ini dan merasa mendapatkan manfaat? Bisa isi form di bawah ini.
Isi Form Berlangganan
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang